Memang hidup ini tidak akan dapat menjadi hidup yang seindah apa yang kita harapkan dan tidak akan semudah dengan apa yang kita inginkan Abi namaku, aku merasa putus asa dan hidupku serba salah sejak aku dikroyok oleh para preman, saat itu aku masih 17 tahun. Disebuah terminal, ada 2 orang preman mendekati dan mencoba untuk memalakku, karena aku kesal akan tingkah laku mereka aku pun menghajar 2 orang preman tersebut. Tapi tak kusangka teman-teman preman tersebut datang dan mengroyokku. Aku tak berdaya dihajar mereka. Aku layaknya dibuat seperti boneka yang dapat dipukul semaunya.
Setelah mereka berhenti menghajarku, aku pun lekas pergi dari terminal tersebut. Tak peduli akan ejekan mereka tentangku dan tak peduli sebagaimana parahnya lukaku, aku terus berjalan meninggalkan terminal dengan arah dan tujuan yang tak jelas. Hingga dijalan aku bertemu dengan cinta, teman sekolahku. “apa yang terjadi denganmu” itulah kata pertama yang keluar dari mulutnya. Aku diam saja dan terus berjalan, tapi tak kusangka dia tetap mengejarku. Hingga akhirnya aku berhenti ditaman dan dengan perasaan yang marah aku bertanya ” apa maumu…?” dan dengan wajah senyumnya, ia langsung merawat luka yang ada ditubuhku. Beberapa pertanyaan pun ia ucapkan padaku, tetapi aku tetap diam dan tak mau bicara padanya. Entah apa yang telah membuatku untuk tetap diam padanya, tapi dia tetap membalasnya dengan senyuman padaku.
Haripun telah berganti, Sepulamg sekolah cinta menemuiku dan mengajakku pergi ke danau dekat sekolah. Dengan rasa tidak ikhlas aku ikut dengan cinta pergi ke danau. Sesampai didanau cinta menyuruhku untuk memejamkan mata sejenak dan meghilangkan masalah yang ada pada pikiranku dengan merasakan kedamaian yang ada didanau. Memang masalahku dapat hilang, tapi bukan karena cara yang telah diberikan cinta, tapi karena aku berada didekatnya. Setelah kejadian kemarin Entah mengapa perasaanku menjadi damai jika aku berada didekatnya. Kemudian dengan penuh keberanian aku mencoba bertanya pada cinta tentang dimana seseorang dapat menemukan cinta dan kasih sayang. Dan dengan senyumnya ia menjawab “bersahabatlah kamu karena Allah dan mencintailah kamu karena Allah, bila kamu mencintai sesorang berdasar pada hasrat maka cinta itu adalah palsu” memang jawabanya adalah jawaban yang bagus tapi entah mengapa aku merasa tambah payah mendengar jawabanya.
Dan suatu ketika hujan yang lebat anginpun sangat kencang aku duduk bersandar dibawah sebuah pohon dengannya, saat itu pula aku menyatakan bahwa selama ini aku larut dalam jiwa cinta, ‘cinta tak kusangka ternyata kau mampu membuatku hanyut, kini aku sadar bahwa beginilah rasa mencintai dan maukah kau menjadikan aku sebagai teman hidupmu…? tak terucap pun kata dari bibirnya, matanya memerah dan keluarlah air itu dari matanya yang manis. Tak lama ia berucap ‘ tak sadarkah apa yang kau ucapkan ?… ” lalu ia pergi entah kemana dan tak ingin aku mengikutinya.
Aku duduk bersandar dan aku merasa lemah sekali…., dan tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membuktikan sebuah angan yang menjadi beban dalam kebisingan otakku, aku tak tahu lagi bagaimana aku membuktikan apa yang kurasa pada dirinya, dan akankan dirinya mampu menerimaku apa adanya?
Aku sadar siapakah diriku … sungguh aku tak pantas untuk mendapatkan cinta dari seorang cinta, seorang putri dari seorang ahli ibadah dan tersohor di negeri ini, cantik dan tak terbesit pun kekurangan dari dirinya. Sedangkan diriku … hanyalah seorang anak yang tidak tahu aturan. Tak kusangka dengan senyumnya yang manis dapat membuatku seperti ini.
Beberapa hari aku tak bertemu dengan cinta pikiranku melayang menahan semua kerinduan yang membuat dada ini semakin sesak, hingga saat pulang sekolah Dari kejauhan aku melihat seseorang mendekatiku, aku terperangah saat aku tahu siapa dia dengan lekas aku meloncat dari tempat dudukku dan menghampirinya ‘ cinta apakah yang membuatmu datang kemari ?.. ‘ sesaat ia terdiam lalu berkata ‘ tak sadarkah kau apa yang kurasakan, aku tak mampu membohongi diriku aku tak mampu selalu berpaling darimu… aku mencintaimu…’ aku seolah tak percaya apa yang ia katakan tak sadar aku sudah memeluk dirinya erat dan tak terasa aku air mata pun jatuh…. Saat itu aku sangat bahagia.
Tapi kebahagiaanku dengan kehadiran cinta di hidupku tak berlangsung lama, sebelumnya ayahku telah bermaksud memindahkan aku ke sekolah luar negeri. Tak sanggup aku untuk menceritakan pada cinta…. Tapi aku harus memberitahunya tentang keadaan ini.
Setelah aku menceritakan keadaan tersebut pada cinta, tak ku duga cinta akan menangis, aku pun ikut menagis karena tak sangup melihat cinta yang menangis dipelukku. kemudian terucapkan janji antara aku dan cinta untuk akan selalu menunggu.