Senin, 10 Desember 2012

Takut Jadi Sasaran Demo, 80 Perusahaan di Medan Hentikan Produksi


Takut Jadi Sasaran Demo Buruh , 80 Perusahaan di Medan Hentikan Produksi | Sekira 80 perusahaan yang melakukan kegiatan produksi di kawasan KIM Star Tanjung Morawa, memutuskan untuk menghentikan operasional produksinya selama aksi buruh berlangsung.

Keputusan tersebut diambil karena kekhawatiran akan aksi demonstrasi buruh yang telah mengarah ke tindakan anarkis.

Direktur Utama PT KIM Star Satria Ginting mengatakan, sejak mendapatkan surat edaran dari serikat buruh yang meminta setiap pabrik mengizinkan buruhnya berdemonstrasi, para pengelola pabrik sudah memutuskan untuk menghentikan produksi. Namun realisasi pemberhentian produksi itu baru dilakukan hari ini.

Para pengelola pabrik diakui Satria ketakutan dengan aksi buruh yang mulai mengarah ke tindakan anarkis, dengan menerobos gerbang hingga melakukan sweeping ke dalam wilayah pabrik.

Ia pun sangat menyesalkan tindakan aparat kepolisian yang cenderung membiarkan aksi para buruh, yang memang jumlahnya lebih besar dibandingkan personil kepolisian.

"Iya, hari ini sekira 80 pabrik sudah menghentikan produksi. Mereka ketakutan karena sudah seminggu lebih buruh terus melakukan aksi demo. Sudah gitu pun masih ada saja upaya penerobosan pagar, serta sweeping ke dalam pabrik. Kita sangat menyesalkan ini," jelasnya, Senin (10/12/2012).

Satria mengimbau pada buruh untuk ikut menjaga iklim industri yang kondusif di Sumatera Utara, karena jika pemberhentian produksi ini berlangsung lebih lama lagi, bukan hanya keuntungan pengusaha yang tergerus, namun juga mengancam instabilitas perekonomian daerah.

"Pemerintah harus proaktif mengambil langkah antisipasi. Kalau kegiatan berhentinya lama, ini bukan hanya mengancam keberlangsungan industri, tapi juga perekonomian daerah, dan juga nasib buruh. Kalau pengusaha hanya sedikit keuntungan yang tergerus. Meski tidak mendapatkan keuntungan dari ekspor, tapi beban pengusaha kan berkurang, karena buruh yang di demo upahnya tidak dibayarkan. Tapi pemberhentian ekspor ini akan menghambat devisa. Jadi harus cepat diantisipasi sebelum semakin parah. Apalagi ini sudah mengarah pada ketidakpercayaan investor," bebernya.

Ribuan buruh yang tergabung dalam beberapa serikat pekerja sendiri berkomitmen untuk terus melakukan pemblokiran jalan menuju kawasan industri, untuk memastikan seluruh aktifitas industri di Medan dan wilayah sekitarnya lumpuh.

Setidaknya tiga basis industri di sekira wilayah Medan, yakni di Tanjung Morawa, Medan Labuhan dan Sunggal akan terus dikepung buruh, sampai Pemerintah Propinsi Sumatera Utara yang telah dua kali mengeluarkan penetapan UMP, merevisi ketetapan UMP sesuai dengan tuntutan para buruh, sebesar Rp2,2 juta. (lepas-lagi)
Sumber : okezone.com