"Sweeping" Demo, Dua Buruh Ditikam Satpam | Kericuhan terjadi saat ratusan buruh aksi demo menuntut kenaikan Upah Minimim Propinsi (UMP) melakukan aksi sweeping di kawasan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Pasalnya, saat sweeping ke dalam pabrik pengolahan alumunium di Jalan Binjai KM12 Desa Purwodadi Sunggal, Selasa (11/12/2012), dua orang karyawan PT Damai Abadi masing-masing bernama Afriansyah (31) dan Adam Sirait (28) menderita luka tikaman pada bagian paha dan perutnya.
Pelaku penikaman adalah satpam yang sedang bertugas jaga di dalam pabrik tersebut. Polisi yang berjaga-jaga langsung mengamankan pelaku beserta barang bukti pisau ke Mapolresta Medan untuk mengantisipasi amuk buruh lainnya.
Meskipun pelaku sudah diamankan, buruh yang kesal spontan mendobrak pintu gerbang hingga roboh dan mengobrak-abrik fasilitas kantor dengan cara memecahkan kaca. Amuk buruh baru berhenti setelah koordinator buruh tiba di lokasi untuk menenangkan massa.
Sementara korban penikaman dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan. Ironinya, saat kejadian ada beberapa petugas kepolisian yang melakukan pengamanan di lokasi, tapi hanya diam dan tak dapat berbuat banyak meski menyaksikan insiden itu.
Kepala Polresta Medan Kombes Monang Situmorang yang langsung turun ke lokasi mengatakan pelaku dan barang bukti sudah di amankan dan kasusnya tengah ditangani Mapolsekta Sunggal. "Korban juga sudah membuat laporan setelah mendapat perawatan medis. Kedua pelaku dikenakan Pasal 365 KUHP dan akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Kapolres.
Pelaku penikaman adalah satpam yang sedang bertugas jaga di dalam pabrik tersebut. Polisi yang berjaga-jaga langsung mengamankan pelaku beserta barang bukti pisau ke Mapolresta Medan untuk mengantisipasi amuk buruh lainnya.
Meskipun pelaku sudah diamankan, buruh yang kesal spontan mendobrak pintu gerbang hingga roboh dan mengobrak-abrik fasilitas kantor dengan cara memecahkan kaca. Amuk buruh baru berhenti setelah koordinator buruh tiba di lokasi untuk menenangkan massa.
Sementara korban penikaman dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan. Ironinya, saat kejadian ada beberapa petugas kepolisian yang melakukan pengamanan di lokasi, tapi hanya diam dan tak dapat berbuat banyak meski menyaksikan insiden itu.
Kepala Polresta Medan Kombes Monang Situmorang yang langsung turun ke lokasi mengatakan pelaku dan barang bukti sudah di amankan dan kasusnya tengah ditangani Mapolsekta Sunggal. "Korban juga sudah membuat laporan setelah mendapat perawatan medis. Kedua pelaku dikenakan Pasal 365 KUHP dan akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Kapolres.
Menurut pengakuan Afriansyah yang menjadi korban penikaman, saat itu dirinya bersama puluhan buruh lain hendak menjemput karyawan pabrik yang masih bekerja untuk ikut unjuk rasa. "Waktu mau masuk pintu gerbang, seorang satpam tanpa di duga langsung menikam paha sebelah kanan ku hingga berdarah. Bukan cuma aku, kawan ku sesama buruh di PT Damai Abadi juga ditikam perutnya sama satpam itu," kata Afriansyah saat membuat pengaduan polisi.
Sejak pagi hari ribuan buruh yang melakukan sweeping juga merobohkan pintu gerbang PT Latexindo yang memproduksi sarung tangan karet di Jalan Binjai KM12 Sunggal dan mendobrak PT Invilon Sagita. Aksi ini terjadi karena satpam pabrik mencoba menghalang-halangi buruh yang sudah melakukan aksinya ini sejak dua hari lalu.
Para buruh ini berjanji tidak akan berhenti berunjuk rasa sebelum tuntutan kenaikan UMP dari Rp 1,3 juta naik menjadi Rp 2,2 juta. Bahkan para buruh mengancam akan memblokir akses Jalan Lintas Aceh menuju Medan. Dalam aksi kali ini, terlihat aktivitas seluruh pabrik di kawasan Kecamatan Sunggal lumpuh total.
Sejak pagi hari ribuan buruh yang melakukan sweeping juga merobohkan pintu gerbang PT Latexindo yang memproduksi sarung tangan karet di Jalan Binjai KM12 Sunggal dan mendobrak PT Invilon Sagita. Aksi ini terjadi karena satpam pabrik mencoba menghalang-halangi buruh yang sudah melakukan aksinya ini sejak dua hari lalu.
Para buruh ini berjanji tidak akan berhenti berunjuk rasa sebelum tuntutan kenaikan UMP dari Rp 1,3 juta naik menjadi Rp 2,2 juta. Bahkan para buruh mengancam akan memblokir akses Jalan Lintas Aceh menuju Medan. Dalam aksi kali ini, terlihat aktivitas seluruh pabrik di kawasan Kecamatan Sunggal lumpuh total.