Terungkapnya Identitas "The Hobbit"
Temuan tulang baru mengungkap karakteristik manusia Flores (Homo floresiensis) atau yang sering disebut The Hobbit. Ilmuwan mengetahui bagaimana rupa spesies manusia ini, perilaku serta asal-usulnya.
Tulang terbaru yang ditemukan adalah tulang pergelangan tangan. Karena karakteristiknya yang identik dengan tulang yang pernah ditemukan sebelumnya, temuan ini sekaligus membantah pendapat bahwa manusia Flores tak pernah eksis.
"Orang kerdil dari Flores ini bukan semata-mata orang dengan penyakit," kata Caley Orr, pimpinan dalam studi ini, seperti dikutip Discovery, Kamis (10/1/2013).
Orr mengatakan, spesies manusia ini memiliki tinggi 3 kaki 6 inchi. Kekerdilannya membuatnya dijuluki The Hobbit. Spesies ini memiliki banyak kesamaan dengan manusia modern (Homo sapiens), seperti berjalan dengan dua kaki, punya geraham kecil dan hidup seperti manusia gua.
"Alat batu dan bukti penggunaan api ditemukan di gua, bersama dengan sisa-sisa hewan yang dipotong, seperti Stegodon (spesies gajah yang telah punah), menunjukkan bahwa daging adalah bagian dari menu makanan mereka," papar Orr.
Lewat identifikasi, Orr dan rekannya juga menemukan beberapa perbedaan antara manusia Flores dan manusia modern.
Lengan Hobbit lebih panjang dari kakinya, membuatnya tampak seperti monyet. Tengkoraknya tak memiliki tulang dagu sehingga wajahnya cenderung oval. Bagian dahinya miring. Volume otaknya kecil sehingga kecerdasannya lebih dekat dengan simpanse.
Berdasarkan tulang pergelangan tangannya, manusia Flores mirip dengan Austropithecus. Namun, kini kandidat utama moyang mereka adalah Homo erectus. Orr mengatakan, mungkin ada Homo erectusyang terdampar, menempati lingkungan kecil, lalu mengerdil. Hal ini masih perlu diteliti.
"Fosil ini menujukkan lebih jauh, bukti nyata bahwa H. floresiensis bukan manusia modern yang memiliki penyakit atau morfologinya terkait dengan badan kecil. Ini menunjukkan bahwa mereka spesies yang unik dan menarik," kata Tracy Kivell, palaeoantropolog dari Max Planck Institute of Evolutionary Anthropology.
Dari temuan ini, tim mengetahui bahwa meski tulang pergelangan tangan spesies ini lebih primitif, mereka tetap mampu membuat peralatan. Hasil penelitian dipublikasikan di Journal of Human Evolution.