ANDA bukanlah apa yang ANDA PIKIRKAN dan ANDA bukanlah apa yang ANDA RASAKAN. Tapi Anda dapat BELAJAR banyak dari apa yang ANDA PIKIRKAN dan apa yang ANDA RASAKAN... ANDA adalah ANDA yang MERDEKA dari PIKIRAN dan PERASAAN yang MEMENGARUHI ANDA... dan HANYA ALLAH tempat ANDA bergantung, So, jangan gantungkan diri ANDA kepada PIKIRAN dan PERASAAN ANDA, apalagi kepada orang lain di luar sana
Anda BUKANLAH apa yang Anda PIKIRKAN. Anda adalah Anda, dan Si Pikiran adalah Si Pikiran. Anda bertugas sebagai LEADER dan PENGAMAT bagi Si Pikiran. Jika Si Pikiran sedang NEGATIF, maka terima dulu kondisinya, amati sejenak, tarik nafas yang dalam, lalu hembuskan sambil beristighfar, dan jika Si Pikiran sedang POSITIF maka SUPPORTlah ia... Tak perlu stress berusaha mengendalikan Si Pikiran, sebab kalau Anda stress maka seringkali justru pikiran yang berhasil mengendalikan Anda...
Allah hadirkan PIKIRAN & PERASAAN (2P) kepada Anda sebagai UJIAN. UJIAN dalam bentuk keSENANGan atau penDERITAan. IBLIS dan Syaitan pun MEMENGARUHI dan MENGGODA manusia melalui 2P ini. Sehingga kita harus LIHAI membedakan mana 2P dari Syaitan dan mana 2P dari Tuhan. Itu sebabnya kita butuh KITABULLAH untuk memfilternya.... Anda bukanlah 2P, tapi 2P memang "bertugas" memengaruhi Anda...
Karena ANDA bukanlah yang ANDA PIKIRKAN, maka jika hadir PIKIRAN yang "Bukan-Bukan" maka tenang saja sebab pelakunya bukanlah Anda, kecuali jika Anda "mengamini" dan "menikmati" Pikiran yang "bukan-bukan" itu ... TOLAKlah pikiran yang "bukan-bukan" itu dengan cara MENERIMA kehadirannya, lalu MENGABAIKANnya, kemudian bacalah TA'AWUDZ, dan BERISTIGHFAR kepada ALLAH.....
Perhatikan EMOSI/PERASAAN Anda, nasehatilah ia sesering mungkin dengan ayat-ayat Ilahi, dan mintalah kepada Allah agar menenangkan sang Emosi. Anda bukanlah Emosi yang Anda rasakan. Anda mah Anda, Emosi mah ya Emosi. Kalau Emosi sedang menteror Anda dan tidak mau diajak berdamai, maka berdo'alah "Hasbunallah wani'mal wakiil, ni'mal maula wani'man nashiir" atau beristighfarlah dengan hawqolah "Ya Allah, astaghfiruka wa atuubu ilaiik. Laa hawla walaa quwwata illaa billaah"
So, tidak perlulah PIKIRAN dan PERASAAN Anda menganalisa takdir Allah yang belum terjadi atas diri Anda... sehingga Anda gelisah karena analisa Anda dan bukan gelisah karena takdir Nya... sebab takdir-Nya kelak masih belum terjadi dirasakan pada diri Anda .... maka sebaiknya rasakan saja kehadiran Anda bersama-Nya di setiap "saat" maka Anda niscaya selalu dijaga-Nya... Jangan Takut dan Jangan Khawatir... Penjagaan-Nya sangatlah sempurna...
Bebaskan diri Anda dari pikiran Anda sendiri . SEJATINYA, Anda berbuat negatif bukanlah karena pikiran Anda, tapi karena Anda sendiri yang kok mau-maunya dipengaruhi oleh Pikiran Anda . Itu sebabnya kelak Anda lah yang bertanggung jawab di hadapan Allah, bukan pikiran Anda. Kelak Pikiran hanya menjadi Saksi dalam penghisaban Anda, sebagaimana Penglihatan, Pendengaran, dan Fuad yang menjadi saksi. Pikiran adalah ujian, tempat syaitan membisikkan banyak hal. Belajar mencuekkan pikiran berarti belajar mencuekkan syaitan, cara memusuhi syetan yang efektif adalah berdamai dengan diri sendiri. Yuwaswisu fii shuduurinnaas...
Anda adalah Anda yang diwakili oleh RUH yang telah dititipkanNya... RUHlah yang seharusnya menjadi DRIVER/KENDALI dalam kehidupan Anda yang singkat ini...sehingga jangan serahkan KENDALI kehidupan Anda kepada PIKIRAN dan PERASAAN Anda...
"Ya Allah, jangan izinkan emosiku, pikiranku, dan jasadku mengikat, mencemari, dan memengaruhi kefitrahan Ruh titipan-Mu ini. Tolong jagalah Jiwaku agar tetap berkesadaran Ruh dari-Mu, sehingga Ruh ini tetap bisa menjadi Driver bagi kehidupanku..."
Sahabat, semoga kita terlindungi dari hal menuhankan dan mengabdi kepada Pikiran dan Perasaan... sebab hanya Allah lah yang berhak dituhankan, sedangkan pikiran, perasaan, dan orang lain adalah sebagai pembelajaran dan kawan sinergi untuk bersama-sama bertemu Allah, insya Allah..
So, kalau ada yang memarahi Anda seperti ini :
"Dasar Bodoh, kamu memang tidak punya PIKIRAN"
Maka jawablah :
"Saya memang tidak punya apa2, semua milik Allah, Pikiran mah Pikiran dan saya mah saya.."
^_^Sumber : http://cahaya-semesta.com
Anda BUKANLAH apa yang Anda PIKIRKAN. Anda adalah Anda, dan Si Pikiran adalah Si Pikiran. Anda bertugas sebagai LEADER dan PENGAMAT bagi Si Pikiran. Jika Si Pikiran sedang NEGATIF, maka terima dulu kondisinya, amati sejenak, tarik nafas yang dalam, lalu hembuskan sambil beristighfar, dan jika Si Pikiran sedang POSITIF maka SUPPORTlah ia... Tak perlu stress berusaha mengendalikan Si Pikiran, sebab kalau Anda stress maka seringkali justru pikiran yang berhasil mengendalikan Anda...
Allah hadirkan PIKIRAN & PERASAAN (2P) kepada Anda sebagai UJIAN. UJIAN dalam bentuk keSENANGan atau penDERITAan. IBLIS dan Syaitan pun MEMENGARUHI dan MENGGODA manusia melalui 2P ini. Sehingga kita harus LIHAI membedakan mana 2P dari Syaitan dan mana 2P dari Tuhan. Itu sebabnya kita butuh KITABULLAH untuk memfilternya.... Anda bukanlah 2P, tapi 2P memang "bertugas" memengaruhi Anda...
Karena ANDA bukanlah yang ANDA PIKIRKAN, maka jika hadir PIKIRAN yang "Bukan-Bukan" maka tenang saja sebab pelakunya bukanlah Anda, kecuali jika Anda "mengamini" dan "menikmati" Pikiran yang "bukan-bukan" itu ... TOLAKlah pikiran yang "bukan-bukan" itu dengan cara MENERIMA kehadirannya, lalu MENGABAIKANnya, kemudian bacalah TA'AWUDZ, dan BERISTIGHFAR kepada ALLAH.....
Perhatikan EMOSI/PERASAAN Anda, nasehatilah ia sesering mungkin dengan ayat-ayat Ilahi, dan mintalah kepada Allah agar menenangkan sang Emosi. Anda bukanlah Emosi yang Anda rasakan. Anda mah Anda, Emosi mah ya Emosi. Kalau Emosi sedang menteror Anda dan tidak mau diajak berdamai, maka berdo'alah "Hasbunallah wani'mal wakiil, ni'mal maula wani'man nashiir" atau beristighfarlah dengan hawqolah "Ya Allah, astaghfiruka wa atuubu ilaiik. Laa hawla walaa quwwata illaa billaah"
So, tidak perlulah PIKIRAN dan PERASAAN Anda menganalisa takdir Allah yang belum terjadi atas diri Anda... sehingga Anda gelisah karena analisa Anda dan bukan gelisah karena takdir Nya... sebab takdir-Nya kelak masih belum terjadi dirasakan pada diri Anda .... maka sebaiknya rasakan saja kehadiran Anda bersama-Nya di setiap "saat" maka Anda niscaya selalu dijaga-Nya... Jangan Takut dan Jangan Khawatir... Penjagaan-Nya sangatlah sempurna...
Bebaskan diri Anda dari pikiran Anda sendiri . SEJATINYA, Anda berbuat negatif bukanlah karena pikiran Anda, tapi karena Anda sendiri yang kok mau-maunya dipengaruhi oleh Pikiran Anda . Itu sebabnya kelak Anda lah yang bertanggung jawab di hadapan Allah, bukan pikiran Anda. Kelak Pikiran hanya menjadi Saksi dalam penghisaban Anda, sebagaimana Penglihatan, Pendengaran, dan Fuad yang menjadi saksi. Pikiran adalah ujian, tempat syaitan membisikkan banyak hal. Belajar mencuekkan pikiran berarti belajar mencuekkan syaitan, cara memusuhi syetan yang efektif adalah berdamai dengan diri sendiri. Yuwaswisu fii shuduurinnaas...
Anda adalah Anda yang diwakili oleh RUH yang telah dititipkanNya... RUHlah yang seharusnya menjadi DRIVER/KENDALI dalam kehidupan Anda yang singkat ini...sehingga jangan serahkan KENDALI kehidupan Anda kepada PIKIRAN dan PERASAAN Anda...
"Ya Allah, jangan izinkan emosiku, pikiranku, dan jasadku mengikat, mencemari, dan memengaruhi kefitrahan Ruh titipan-Mu ini. Tolong jagalah Jiwaku agar tetap berkesadaran Ruh dari-Mu, sehingga Ruh ini tetap bisa menjadi Driver bagi kehidupanku..."
Sahabat, semoga kita terlindungi dari hal menuhankan dan mengabdi kepada Pikiran dan Perasaan... sebab hanya Allah lah yang berhak dituhankan, sedangkan pikiran, perasaan, dan orang lain adalah sebagai pembelajaran dan kawan sinergi untuk bersama-sama bertemu Allah, insya Allah..
So, kalau ada yang memarahi Anda seperti ini :
"Dasar Bodoh, kamu memang tidak punya PIKIRAN"
Maka jawablah :
"Saya memang tidak punya apa2, semua milik Allah, Pikiran mah Pikiran dan saya mah saya.."
^_^Sumber : http://cahaya-semesta.com