Jumat, 25 Januari 2013

Hikmah di haramkan dan di larangnya bid'ah



Bismillah.. 

(semoga di mudahkan Allah untuk memahami artikel ini)
Hikmah di haramkan dan di larangnya bid'ah, di harapkan bisa dijadikan renungan untuk membuka mata hati kita sebagai mahluk yang memiliki kecerdasan untuk mengambil pelajaran secara ilmiyah dari fakta dan kejadian yang ada di sekitar kita. Kata bid'ah memang membuat sebagian orang alergi untuk mendengarnya, karena berhubungan dengan prinsip beragama yang mereka pegang. 

Yang di maksud dengan BID'AH dari sisi bahasa adalah sesuatu yang baru, yang belum ada contohnya. Adapun dari sisi syari'at bid'ah adalah segala perkara yang baru dalam kategori ibadah, yang tidak ada contohnya atau tidak ada perintahnya dari Allah dan rosul-Nya. Jadi jika ada penemuan baru di bidang teknologi, misalkan pesawat terbang dan yang sejenisnya, maka ini bid'ah yang tidak terlarang, karena bukan kategori perkara ibadah. 

Sedangkan makna dari IBADAH adalah segala perbuatan yang dilakukan, baik secara fisik, lisan dan bathin dengan tujuan mendapatkan ridho Allah. Contohnya secara fisik, seperti sholat, wudhu, dan yang sejenisnya. Untuk contoh secara lisan, misalkan dzikir, baca Al-Qur'an, Adapun secara bathin, contohnya meyakini di dalam hati bahwa ada siksa kubur, meyakini bahwa Allah ada di atas langit, dan seperti yang ada dalam rukun iman.

Adapun yang punya hak untuk menentukan tata cara beribadah adalah yang menciptakan kita, yaitu Allah, yang di sampaikan melalui firman-Nya di dalam Al-Qur'an dan melalui rosul-Nya dengan perantara wahyu. Dan salah satu hikmah di utusnya para nabi dan rosul adalah untuk mengajarkan kepada manusia dalam melaksanakan tata cara ibadah yang benar, ibadah yang bisa di terima oleh Allah.
Sehingga kita yakin dengan melaksanakan sholat 5 waktu bisa mendapatkan pahala atau balasan yang baik dari sisi Allah, karena sholat memang ada perintahnya (dalilnya).

Sedangkan alasan orang yang mengarang perkara ibadah atau bid'ah adalah untuk mendapatkan ridho dan pahala serta balasan yang baik dari Allah. Yang jadi pertanyaan bagaimana kita bisa tahu dan meyakini kalau perkara bid'ah atau perkara yang di karang tersebut bisa mendapatkan pahala sedangkan kita bukan nabi yang bisa tahu melalui wahyu dari Allah Azza Wajalla.


Mungkin anda juga bertanya "Kenapa kita dilarang melakukan perkara bid'ah atau dilarang mengarang dalam perkara ibadah, padahal niatnya baik..?" Dengan alasan niat yang baik tidak cukup membuktikan bahwa perkara tersebut adalah perkara yang di rodhoi Allah. 
"Syarat agar sebuah ibadah di terima oleh Allah adalah Niat yang Ikhlas dan harus ada contoh dari Nabi Muhammad Sholallohu'alaiwassalam."
Kenapa sih kita tidak mencukupkan diri dengan ibadah yang ada dalilnya saja, yang sudah jelas diterima di sisi Allah, dari pada spekulasi melakukan perkara yang belum jelas diterima atau malah dilaknat Allah...

Adapun hikmah dilarangnya perkara bid'ah dalam ibadah adalah:

1. Karena bid'ah penyebab terbentuknya agama-agama baru.
  • Nabi Adam adalah manusia yang diciptakan Allah pertama kali. Tuhan yang di sembah oleh Nabi Adam hanya satu yaitu Allah Subhanahu wata'ala. Tentu yang jadi pertanyaan kita adalah "Kenapa bisa ada tuhan-tuhan baru yang di sembah oleh anak cucu Adam ?" Jawabnya adalah karena anak cucu Adam mulai mengarang perkara baru (bid'ah) dalam beribadah kepada Allah. Masih ingat tentang asal usul berhala Lata dan Uzza yang di sembah oleh anak dan cucu Nabi Adam. Yang di ceritakan di dalam Al-Qur'an, Bahwa Lata dan Uzza adalah seorang tokoh ahli ibadah. Setelah Lata dan Uzza meninggal dunia, para masyarakat berinisiatif untuk membuat patung Lata dan Uzza dengan tujuan agar bisa memotivasi dan bersemangat untuk beribadah kepada Allah ketika melihat patung Lata dan Uzza. Tetapi lambat laun, dan berganti generasi ternyata patung yang awalnya bertujuan untuk memotivasi ibadah, menjadi patung yang di sembah. (perhatikan bahayanya bid'ah, niat awalnya baik tetapi lambat laun, mereka berpindah aqidah tanpa disadari).
  • Ingat umat nabi-nabi sebelum nabi Muhammad Sholallohu'alaihi wassalam, kita ambil contoh dua ummat yaitu umat nabi Musa alaihissalam dan umat nabi Isa Alaihissalam. Nabi Musa dan Nabi Isa di utus untuk mengajak manusia agar menyembah Allah semata. Tetapi karena gara-gara bid'ah, umat nabi Musa alaihissalam membuat patung sapi betina, kemudian menyembahnya, sehingga mereka melupakan Allah sebagai Tuhan mereka dan Tuhan semesta alam. Begitu juga yang terjadi pada Nabi Isa Alaihissalam, umat nabi Isa mulai mengarang (bid'ah) bahwa nabi Isa adalah anak Allah, kemudian dengan karangan tersebut mereka menyembah nabi Isa. Lihatlah kedua umat tersebut mengarang-ngarang (bid'ah) dengan tujuan untuk mendapatkan syurga. Tetapi bukannya mendapat surga malah akhirnya menjadi umat yang Allah laknat, seperti yang tertera dalam banyak ayat di Al-Qur'an.


    2. Menjaga Ajaran Islam tetap ada sampai akhir zaman.
    • Jika bid'ah tidak di larang, akankah ajaran agama islam yang di bawa oleh Rosululloh Muhammad Sholallohu'alaihiwassalam, bisa sampai ke zaman kita sekarang..? Jika semua orang bisa mengarang (bid'ah) tata cara beribadah menurut sekehendaknya masing-masing, hanya bermodalkan niat yang baik. Tentu ajaran islam sedikit demi sedikit akan hilang dan berubah menjadi agama baru menurut versi masing-masing pengarang, seperti yang telah terjadi pada agama nasrani dan yahudi.
    • Sesungguhnya umat islam akan meniru kesesatan umat-umat sebelumnya. seperti dalam hadits
      Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhialohu'anhu, Rasulullah Shalollohualaihi wassalam bersabda:
      "Kalian sungguh-sungguh akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai seandainya mereka masuk ke lubang dhabb1, niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya. Kami tanyakan: “Wahai Rasulullah, apakah mereka yang dimaksud itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau berkata: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” 

      Contoh bid'ah yang di tiru sebagian umat islam dari umat sebelumnya, yaitu 
      a). Perayaan kelahiran Isa Al-Masih yang di karang oleh umat nasrani, Sekarang sebagian umat islam juga meniru mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad  Shalallohu'alaiwassalam yang kita kenal dengan perayaan maulid nabi.

      b). Perayaan naiknya Isa Al-Masih oleh umat nasrani, umat islam pun kebid'ahannya dengan perayaan Isro' Mi'raj (naiknya Nabi Muhammad Shalallohu'alaiwassalam ke langit).
    • Sekarang terbukti sudah banyak yang mengatasnamakan ajaran islam, seperti Ahmadiyah, Syiah, Sufi atau tasawuf, dan masih banyak lagi ajaran baru yang tebentuk akibat dari bid'ah.
    3. Sebagai pembuktian ketaatan seorang hamba.
    • Sebagai hamba yang taat kita di uji, apakah kita beribadah berdasarkan perintah Allah atau beribadah berdasarkan ambisi hawa nafsu kita. Kebanyakkan orang bersemangat dalam beribadah tetapi berdasarkan dugaan perasaannya saja, tidak berdasarkan perintah Allah. Dengan mencukupkan beribadah sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah bukti ketaatan seorang hamba.
    • Mengarang perkara baru (bid'ah) dalam beribadah kepada Allah, adalah suatu sikap ingin menjadi pesaing Allah. Karena yang berhak menentukan tata cara beribadah kepada Allah, hanyalah Allah semata. Jika ada yang berani mengarang tata cara ibadah (bid'ah) berarti dia menyamakan haknya dengan hak Allah.
    Jadi kesimpulannya tidak ada bid'ah hasanah (bid'ah yang baik), karena semua bid'ah itu membawa kesesatan. Bisa di bayangkan akan jadi apa agama ini jika semua orang bisa mengarang sekehendak hatinya. Bagaimana jika nanti ada yang mengarang sholat isya dengan 10 raka'at, dengan alasan semakin banyak raka'at semakin bagus. Hancurrr agama ini... Sudah bersusah payah melaksanakan ibadah hasil karangan manusia (bid'ah), seperti mengadakan acara ini dan itu, menghabiskan dana yang tidak sedikit, tetapi bukannya dapat pahala malah mendapat laknat dari Allah. (Nau'udzubillahi mindzalik..)

    Afwan Barrokallohifikum...