Minggu, 16 Desember 2012

GN'R Manggung di MEIS, Minggu Pukul 13.00 WIB

GN'R Manggung di MEIS, Minggu Pukul 13.00 WIB lepas-lagi blogspot com

GN'R Manggung di MEIS, Minggu Pukul 13.00 WIBJadi Juga GNR Getarkan Jakarta  
Grup hard rock dunia dari AS Guns N' Roses (GN'R) akhirnya tampil mengentak Jakarta, setelah konser mereka tertunda satu hari karena, menurut pihak Polda Metro Jaya, cuaca Jakarta pada Sabtu (15/12/2012) kurang bersahabat untuk pertunjukan yang semula akan digelar di Lapangan D Senayan, Jakarta, itu. Mata Elang International Stadium (MEIS), Taman Impian Jaya Ancol, dipilih untuk menjadi tempat konser yang diundur ke Minggu (16/12/2012) siang tersebut.

GN'R--dengan formasi terkini Axl Rose (vokal), DJ Ashba (gitar), Richard Fortus (gitar), Ron "Bumblefoot" Thal (gitar), Dizzy Reed (keyboard), Chris Pitman (keyboard), Tommy Stinson (bas), dan Frank Ferrer (drum)--langsung menyapa kira-kira 8.000 penonton dengan lagu "Chinese Democracy" dari album berjudul sama, yang dirilis pada 2008. Histeria para penonton pun menyambut aksi grup yang dibentuk di Los Angeles, California (AS) pada 1985 itu. Lagu tersebut rupanya kurang akrab bagi kebanyakan penonton.

Namun, Axl dan kawan-kawan segera membalasnya dengan dua dari lagu-lagu GN'R yang pernah tersohor di dunia, "Welcome to the Jungle" dan "It's So Easy". Stamina Axl, yang kini berusia 50 tahun, agak kedodoran begitu "Double Talkin Jive", "This I Love", "DeadLight" dan "Could be Mine" diluncurkannya bersama rekan-rekannya. Beberapa kali Axl menyisakan sajian tanpa vokal dan bagian kosong tersebut diisi jam session oleh kawan-kawannya.

Untuk lagu berikutnya, giliran Ashba tampil solo. Gitaris yang menggantikan peran gitaris legendaris Slash itu agaknya ingin membuat para penggemar bernostalgia. Mengenakan topi khas yang biasa dikenakan oleh Slash, gitaris yang kedua lengannya penuh tato tersebut membuat gitar kesayangannya terus menjerit penuh distorsi.

Ashba memberi sentuhan modern dalam permainan gitar solonya untuk membuka intro "Sweet Child O' Mine". Itu merupakan hal baru mengingat Slash memilih aransemen klasik dari komposisi "Il Padrino" (lagu tema film God Father) untuk membuka lagu yang sama dalam Tour Eropa 1992. Meski demikian, Ashba, yang disebut-sebut sebagai kloning Slash, juga memiliki gaya bermain gitar yang mirip dengan pendahulunya itu, apalagi kalau bukan aksi memainkan gitar tegak lurus 90 derajat ke atas.

Setelah itu, Axl lagi-lagi rehat sejenak. Sementara itu, Ashba dan Bumblefoot mengambil alih komando GN'R pada jam session. Aksi kedua gitaris tersebut cukup mencengangkan ketika mereka memainkan komposisi intro "The Wall" dari band legendaris dunia asal Inggris Pink Floyd. Kemudian, Axl, dengan permainan pianonya, melengkapi bagian itu, yang di-medley-kan dengan lagu GN'R yang berjudul "Estranged". Lagu tersebut dibawakan dengan memertahankan aransemen aslinya.

Lagu demi lagu terus dimuntahkan oleh GN'R. Sampai pada satu bagian, Bumblefoot sendirian memainkan melodi dengan gitarnya yang penuh distorsi. Awalnya, cukup asing terdengar. Namun, beberapa detik kemudian, para penonton meledak begitu menangkap bahwa yang mereka dengar adalah lagu kebangsaan "Indonesia Raya".

GN'R memang selalu memancing para penonton menyanyikan lagu nasional di setiap negara yang dikunjungi oleh mereka. Sewaktu masih bersama Slash, komposisi musik "Star Spangled Banner" (lagu kebangsaan AS), seakan menjadi lagu wajib yang harus dimainkan gitaris berambut keriting itu dengan Gibson Slash Appetite Les Paul kesayangannya.

Setelah aksi itu, giliran "Don't Cry" dan "Dead Horse" yang digelindingkan. Begitu selesai kedua lagu tersebut, Axl, yang kini bertubuh rada tambun, membuktikan bahwa dirinya masih memiliki vokal yang melengking untuk menyanyikan "Knockin' on Heaven's Door", yang dicipta vokalis, gitaris, yang juga pencipta lagu dunia dari AS Bob Dylan.

Aksi GN'R, yang sejak awal galak, menjadi lebih manis ketika Bumblefoot dan Fortus bermain akustik untuk lagu "Patience". Mereka lalu kembali galak pada lagu pemungkas, "Paradise City", hingga Axl melempar tinggi-tinggi mikrofonnya ke arah penonton di lantai festival.

http://entertainment.kompas.com