12-12-12 Angka Cantik, Tapi Tabu untuk Menikah | Pasangan calon pengantin kerap mengincar tanggal cantik untuk menjadi hari terindah mereka mengikat janji sehidup semati. Namun pada tanggal cantik 12-12-12, atau Rabu, 12 November 2012 ini, ternyata malah ditabukan.
Angka tanggal, bulan dan tahun yang sama atau berurutan memang selalu ramai dengan sesuatu perayaan, terutama pernikahan. Pada 10 Oktober 2010 (10-10-10), Jakarta sempat dibuat macet karena seantero gedung atau hotel digunakan untuk acara resepsi pernikahan. Begitu juga pada 11 November 2011 (11-11-11).
Tahun ini, angka 12-12-12 sebenarnya termasuk "cantik". Bahkan, ini kali terakhir pasangan bisa mencatatkan tanggal pernikahannya dengan angka yang sama. Sebab, tahun depan tidak mungkin ada 13-13-13.
Namun respon pasangan yang akan menikah malah sepi. Setidaknya itu yang terjadi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Senen. Taufik Rahman, Kepala KUA di situ, mengaku pasangan yang mendaftarkan pernikahan tidak ada lonjakan berarti.
"Walau momen 12-12-2012 sama saja seperti hari biasa," kata Taufik, Rabu (12/12/2012).
Menurut Taufik, momen angka cantik tersebut tidak dimanfaatkan oleh calon pengantin lantaran bertepatan pada bulan Muharam atau Suro dalam penanggalan Jawa.
"Bulan Muharam tersebut merupakan suatu hal yang tabu bagi masyarakat Jakarta untuk melangsungkan pernikahan. Walaupun 12-12-12, namun momen itu berada pada bulan Suro jadi tidak dimanfaatkan warga," terang pria berusia 56 ini.
Menurutnya, bulan Soru merupakan bulan keramat untuk suku Jawa. Hal itu yang membuat pasangan calon pengantin enggan melangsungkan pernikahan di bulan keramat ini. Padahal, dalam Islam hal tersebut bukan masalah.
"Di masyarakat hal itu sudah mengakar dan tabu untuk melakukan pernikahan di bulan Suro," tuturnya.
Tak adanya lonjakan pengantin baru juga terjadi di KUA Kecamatan Tanah Abang. Rata-rata, KUA Tanah Abang dapat menikahkan 5 sampai 8 orang pada hari-hari biasa.
"Tidak ada lonjakan walaupun 12-12-12, sama seperti biasa. Hari ini ada 7 orang yang mendaftar. Kata Dodik, salah satu penghulu di KUA Kecamatan Tanah Abang.
Angka tanggal, bulan dan tahun yang sama atau berurutan memang selalu ramai dengan sesuatu perayaan, terutama pernikahan. Pada 10 Oktober 2010 (10-10-10), Jakarta sempat dibuat macet karena seantero gedung atau hotel digunakan untuk acara resepsi pernikahan. Begitu juga pada 11 November 2011 (11-11-11).
Tahun ini, angka 12-12-12 sebenarnya termasuk "cantik". Bahkan, ini kali terakhir pasangan bisa mencatatkan tanggal pernikahannya dengan angka yang sama. Sebab, tahun depan tidak mungkin ada 13-13-13.
Namun respon pasangan yang akan menikah malah sepi. Setidaknya itu yang terjadi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Senen. Taufik Rahman, Kepala KUA di situ, mengaku pasangan yang mendaftarkan pernikahan tidak ada lonjakan berarti.
"Walau momen 12-12-2012 sama saja seperti hari biasa," kata Taufik, Rabu (12/12/2012).
Menurut Taufik, momen angka cantik tersebut tidak dimanfaatkan oleh calon pengantin lantaran bertepatan pada bulan Muharam atau Suro dalam penanggalan Jawa.
"Bulan Muharam tersebut merupakan suatu hal yang tabu bagi masyarakat Jakarta untuk melangsungkan pernikahan. Walaupun 12-12-12, namun momen itu berada pada bulan Suro jadi tidak dimanfaatkan warga," terang pria berusia 56 ini.
Menurutnya, bulan Soru merupakan bulan keramat untuk suku Jawa. Hal itu yang membuat pasangan calon pengantin enggan melangsungkan pernikahan di bulan keramat ini. Padahal, dalam Islam hal tersebut bukan masalah.
"Di masyarakat hal itu sudah mengakar dan tabu untuk melakukan pernikahan di bulan Suro," tuturnya.
Tak adanya lonjakan pengantin baru juga terjadi di KUA Kecamatan Tanah Abang. Rata-rata, KUA Tanah Abang dapat menikahkan 5 sampai 8 orang pada hari-hari biasa.
"Tidak ada lonjakan walaupun 12-12-12, sama seperti biasa. Hari ini ada 7 orang yang mendaftar. Kata Dodik, salah satu penghulu di KUA Kecamatan Tanah Abang.