Rabu, 19 September 2012

Metode Mengajar dan Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.


Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

Tak bisa dipungkiri, dewasa ini media telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Di negara maju, media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang. Bahkan seorang insinyur ternama Amerika Serikat, B. Fuller mengatakan bahwa media (terutama televisi) telah menjadi “orang tua ketiga” bagi anak (guru adalah orang tua kedua). Meskipun perkembangannya di Indonesia belum mencapai taraf seperti itu, namun kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, peranan media juga tidak bisa diabaikan.[1]

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataanya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dll. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.

Kemudian selain itu, jika belajar mengajar adalah suatu proses mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh anak didik maka sesungguhnya nilai-nilai tersebut bisa diambil dari berbagai sumber. Sumber belajar dalam pengertian luas sesungguhnya banyak dan bisa terdapat di mana-mana. Karena itu sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.[2] Dari sekian banyak komponen dalam pembelajaran, sumber belajar turut berperan dalam membantu guru dalam memperkaya wawasan anak didik. Jika dalam pendidikan masa lalu guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik, sehingga kegiatan pendidikan cenderung masih tradisional, misalnya guru mendekte sehingga siswa kurang aktif. Lain halnya dengan sekarang, dengan sekarang pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dunia pendidikan dapat memanfaatkan kehadirannya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Dengan mempergunakan teknologi informasi sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar, dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Fenomena baru yang melanda dunia saat ini, terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi adalah hadirnya suatu jaringan yang kita kenal dengan internet.[3]

Dalam situasi yang berkembang berubah cepat seperti saat ini diperlukan tersedianya sumber-sumber belajar yang aktual, kaya dan mudah dijangkau. Internet merupakan teknologi yang memberikan landasan yang kuat bagi penciptaan lingkungan belajar yang kaya dan luwes serta mampu memenuhi kebutuhan pendidikan. Sistem pendidikan konvensional sudah saatnya tidak bersifat angkuh dan seharusnya menunjukkan sifat bersahabat dengan alternatif cara belajar yang baru yang sarat dengan teknologi.

Salah satu fenomena menarik dari internet ialah blog. Blog awalnya hanya berupa situs pribadi yang memuat kumpulan link situs favorit pemiliknya dan cenderung hanya sebagai tempat diary online saja. Namun seiring popularitas dan daya tariknya kini blog sudah berkembang menjadi suatu sumber berita atau informasi alternatif. Hal ini dikarenakan kemudahan pembuatannya yang WYSWYG (what you see is what you get), tanpa perlu bahasa pemrograman yang rumit. Kemudahan layanan bantuan pembuatan dan enrichment halaman blog termasuk penyebarannya melalui jasa social networking membuat blog semakin populer. Menurut Sifry, saat ini berdasarkan hasil penelusuran mesin pencari blog Technorati, jumlah blog telah mencapai 57 juta blog di seluruh dunia, dan jumlah ini berlipat dua kali setiap 230 hari.[4]

Saat ini fenomena blog juga telah mewabah di Indonesia, dari remaja sampai orang dewasa bahkan yang sudah kakek-kakek pun telah membuat blog dan dipublikasikan di internet. Para guru juga tidak ketinggalan dalam membuat blog, hal ini dimungkinkan karena jasa pelatihan atau pengenalan blog pada berbagai kesempatan pelatihan IT atau internet pada guru. Para guru di Indonesia termasuk guru madrasah seharusnya dapat memaksimalkan penggunaan blog sebagai media alternatif penyampaian pengetahuan dan media pembelajaran online, untuk mengatasi masalah kurangnya jam pembelajaran konvensional di kelas. Bahkan konten materi blog yang bagus, informatif, inspiratif dan kaya sumber referensi serta bersifat tidak tertutup tersebut, tidak mustahil dapat diakses siapapun (bukan hanya diakses siswa dari sekolah tempat guru tersebut) dan itu artinya memungkinkan siapapun dapat berkontribusi positif serta memperkaya bahan pembelajaran, tidak hanya bagi siswa melainkan juga bagi guru itu sendiri. Dan itu sekaligus dapat menyebabkan nama blog dan pemilik blognya akan lebih dikenal luas di internet.

Oleh karena itu jika ditinjau dari penyampaian informasi dan untuk menggerakkan afeksi (motivasi untuk belajar), blog dapat dianggap sebagai suatu media pembelajaran, sumber belajar dan sumber informasi riset yang murah dibandingkan dengan media lain. Dengan menggunakan blog para guru dapat memberikan bahan pengajaran, memberikan alternatif cara mengakses sumber-sumber informasi lain secara tanpa batas dan menawarkan sumber pengayaan bahan dari beragam informasi yang sedang berkembang secara cepat setiap harinya. Blog juga sekaligus berfungsi sebagai media interaksi dan berdiskusi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru lain, siswa satu madrasah dengan siswa madrasah lain dan seterusnya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih 2 bulan (pertengahan Pebruari- pertengahan April 2010) terlihat masih sangat sedikit guru-guru yang secara khusus menggunakan blog pribadi mereka sebagai media dan sumber pembelajaran alternatif, terlebih guru madrasah.

Sebuah blog milik seorang guru sosiologi SMA yang beralamat di  http://sosiologioutofthebox.blogspot.com/ dan blog pembelajaran fisika milik Rudi Hilkya guru SMAN Palangkaraya Kalimantan Tengah yang memiliki alamat di http://fisikarudy.com/ merupakan contoh menarik bagaimana blog dikemas menjadi media pembelajaran interaktif sekaligus inspiratif bagi peserta didik. Blog lainnya ialah blog pembelajaran milik Rusdi Mustapa pengajar mata pelajaran Sejarah dan Antropologi di MAN 1 Surakarta, alamat blog bisa dikunjungi di http://history1978.wordpress.com/ dan blog milik Andi Hidayat guru geografi MAN Wonosari Gunung Kidul yang beralamat di http://andimanwno.wordpress.com/.

Peneliti tidak memiliki data pasti tentang jumlah situs atau blog yang khusus berisi materi pembelajaran qur’an hadits yang ada di internet, tetapi dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sekitar, dari search engine google dengan mengetik kata Qur’an Hadits ditemukan 483.000 situs khusus berbahasa Indonesia. Sedangkan jika kita mengetikkan kata “qur’an dan sunnah” gogle mengindeks 327.000 situs, dan dari jumlah tersebut tidak semua situs yang ditampilkan merupakan situs yang khusus membicarakan permasalahan qur’an hadits, sebagian besar berupa situs tentang Islam secara umum bahkan adapula situs yang berasal dari kalangan pemeluk agama lain. Jika kita mengembangkan sistem pencarian kita ke situs penyedia video paling terkenal di jagat internet yakni youtube dengan mengetikkan kata kunci “qur’an hadis”, maka setidaknya akan ditemukan sekitar 7.883 video yang berhubungan dengan kata kunci tersebut.

Adapun blog yang hampir 100% bisa dianggap merupakan prototype media dan sumber pembelajaran alternatif qur’an hadits mendekati ideal untuk tingkat madrasah jumlahnya sangat sedikit bahkan boleh dibilang hampir tidak ada. 

Sejumlah blog yang  berisi materi pembelajaran qur’an hadits bisa dilihat pada http://cintailmuku.blogspot.com/ dan http://cintailmuku2.blogspot.com/. Kedua blog ini merupakan contoh representatif blog yang memberikan link-link berupa materi pembelajaran qur’an hadits untuk tingkat madrasah aliyah dilengkapi dengan bahan presentasi untuk guru, namun sayangnya tidak dikelola secara optimal. Oleh karena itu dari hasil studi pendahuluan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tesis tentang “Pemanfaatan Blog Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran Alternatif Qur’an Hadits Tingkat Madrasah Aliyah”.

[1] Aristo Hadi, “Televisi Guru yang Jahat?” dalam http://aristorahadi.wordpress.com/2008/04/08/televisi-guru-yang-jahat/ diakses 25 April 2010.

[2] AECT (Association of Education Communication Technology) melalui karyanya The Definition of Educational Technology (1977) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam;

    Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.

    People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, misalnya guru, dosen, peserta didik dsb.

    Material (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya, film, audio, majalah dsb.
    Device (alat), yakni sesuatu (perangat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, OHP, slide, radio dsb.

    Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, simulasi, demonstrasi, tanya jawab dsb.
    Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan baik lingkungan fisik maupun nonfisik, misalnya kels, perpustakaan, tenang, ramai dsb.

Di samping itu, kita juga dapat mengklasifikasikan sumber belajar dari versi yang lain, yaitu:

1. Menurut sifat dasarnya, sumber belajar ada 2 macam yaitu sumber insani (human) dan non-insani (non-human).

2.  Menurut segi pengembangannya, sumber belajar ada 2 macam:

-      Learning resources by design (sumber belajar yang dirancang untuk keperluan pengajaran).

-      Learning resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak dirancang untuk keperluan pengajaran.

[3] Internet merupakan kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Internet adalah jaringan yang tersusun dari sejumlah Local Area Network (LAN, jaringan lokal), yang terbatas daerah cakupannya, Metropolitan Area Network (MAN, jaringan kota metropolitan) mencakup kota metropolitan yang luas, dan Wide Area Network (WAN, jaringan luas) yang menghubungkan berbagai komputer di seluruh dunia. Semua jaringan ini dihubungkan dengan beragam alat komunikasi, mulai dari sambungan telepon biasa dan yang berkecepatan tinggi, satelit, gelombang mikro dan serat optik, yang pada realitasnya semua jenis alat komunikasi ini berada pada internet sehingga memberikan pemahaman bahwa artinya semua jaringan ini saling berhubungan (interconnected network). 

Disadur dari buku pelajaran TIK untuk SMA/MA kelas XI, terbitan Erlangga.

[4] Perkembangan blog di Indonesia sendiri dimulai sekitar tahun 1999-2000, yang dipelopori oleh orang-orang Indonesia yang bermukim di luar negeri, di mana mereka memiliki akses informasi yang lebih cepat, terutama dari lingkungan pergaulan mereka. Konten blog mereka yang sudah berbahasa Indonesia, umumnya mereka adalah seorang web developer ataupun seorang web designer. 

Diambil dari Majalah Komputer Chip Spesial Blogging, edisi Oktober 2007, hlm. 14-17.